Tuesday, March 18, 2014

Partai politik main kasar tak paham makna Kompetisi

Timnas U-19
Dari REPUBLIKA.CO.ID, saya mendapat kabar tentang  Pelatih tim nasional U-19 Indra mengutarakan kekecewaannya seusai tim asuhannya ditahan imbang tanpa gol oleh Mitra Kukar U-21 dalam laga ke-12 Tur Nusantara di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Senin (18/3). Indra kecewa bukan karena hasil, melainkan permainan kasar yang diperagakan Mitra Kukar.

"Ini sangat disayangkan karena mereka pressing dibarengi dengan menyikut, memukul, ataupun tekel keras. Kan berbahaya buat pemain. Mereka seperti tidak sadar bahwa yang dihadapi adalah tim nasional mereka sendiri," kata Indra Sjafri kepada Republika

Permainan kasar yang dilakukan Mitra Kuka pada akhirnya membuat Evan Dimas cs pun terpancing emosinya. Beberapa kali, para pemain seperti bek kiri Fatchurohman dan bek tengah Hansamu Yama membalas dengan melakukan pelanggaran. Pertandingan pun sering diwarnai adu mulut antarpemain. 

Indra berharap situasi pertandingan seperti ini tidak terjadi lagi. Tim lawan harus memahami tujuan awal diadakannya Tur Nusantara. Tur Nusantara, tegas Indra, adalah program uji coba timnas U-19, bukan uji coba untuk klub lawan. 

"Jangan perlakukan kami seperti musuh yang harus dikalahkan dengan segala cara. Jadilah mitra yang baik. Ini bukan berarti kami minta menang lho ya," ujar Indra. 

"Tim lawan perlu ingat. Ini adalah program tim nasional, tim yang akan mewakili nama baik Indonesia di Piala Asia 2014. Kalau lawan bermain kasar, kan berbahaya buat pemain," ujarnya.

Mengaca dari pertandingan kedua tim kebanggan Indonesia itu, saya rasa di Pemilu 2014 ini juga seharusnya tidak ada yang bermain kasar, partai2 ini didirikan bukan untuk saling bermusuhan. Partai politik didirikan untuk sekadar bersaing, berkompetisi sehingga muncul salah satu yang terbaik di antara partai terbaik. Jika ada partai yang main kasar, berarti mereka belum paham apa sesungguhnya esensi partai politik dalam negara demokrasi.


Orang-orang yang tergabung dalam partai politik sama-sama merupakan warga negara Indonesia. Bukan orang-orang yang datang dari luar negeri atau luar angkasa untuk menjajah Indonesia. Jadi tidak perlu saling teror, saling ejek, apalagi sampai saling melukai satu sama lain.

Sekali lagi, Pemilu 2014 ini adalah ajang kompetisi. Pemenang kompetisi inilah yang akan memimpin jalannya Indonesia 5 tahun ke depan. Partai yang kalah bersaing harus siap mendukung program-program pemerintah yang dijalankan oleh partai pemenang. Meskipun sikap kritis tetap perlu dimiliki partai-partai lain agar partai ‘penguasa’ tidak menjalankan kuasa dengan asal-asalan.